Gw terlahir di negara yang sangat melek terhadap permasalahan sociopolitik karena emang gak ada habisnya. Sejak kecil bapak selalu memutar berita di saluran televisi yang menggambarkan Indonesia yang selalu ditimpa dengan targedi miris dan penduduknya yang kebanyakan hanya memiliki kepentingan pribadi. Sepertinya bukan salah siapa2, hanya sistem yang terlalu bergantung dan mendewakan nilai kekayaan uang.
Kalau lu miskin uang, otomatis juga miskin kesempatan, miskin hak untuk menentukan hidupmu, dan kaya akan permaslahan sosial yang gk ada habisnya. Kebebasan mu dirampas. Bagaimana bisa berpartisipasi memecahkan masalah, befikiran terbuka, dan memikirkan jangka panjang jika kebutuhan keesokan harinya saja tidak menentu?
Uang penting dalam sistem yang dibangun oleh manusia. Tapi apakah sepenting itu sehingga meninggalkan dan menginjak kemanusiaan?
Bisa bilang gw hoki terlahir di keluarga yang serba cukup. Bisa bilang gw naif karena gak pernah mengalami dan hanya bisa melihat dan mengomentari dari sudut pandang orang ketiga. Gw yakin gk ada solusi cepat. Bersyukur, tapi jujur seindah dan semewah apapun, gw gak akan pernah nyaman tinggal di Jakarta. Selama ada kesenjangan, maka akan selalu ada suara2 keras yang mengingatkan bahwa ada situasi dan sistem diluar sana yang memohon untuk diperbaiki.
Setelah pulan Indonesia sehabis sekian tahun, gw merasa lebih melek dengan tokoh2 muda dan organisasi non-profit Indonesia yang bergerak demi isu2 besar ini. Seperti gerakan Lalita project, @whatisupindonesia, @indonesiabutuhanakmuda, @rumahfaye, @1000startupdigital, @girlsKode, @rekosistem, @duitin, dll.
Sangat selfless dan patut menjadi panutan buat anak2 muda seperti saya (gw relatif masih muda kan 🙈). Gw pengen mengisi makna hidup gw dengan berbagi, dan kedepannya pengen sekali ikut serta dalam gerakan2 yang membantu menyetarakan lapangan permainan supaya yang kurang privelege dapat juga memiliki kesempatan untuk memilih kehidupan mereka.
Cara gw untuk mulai? Entahlah. Tapi yang gw tau, semakin dewasa gw merasa lebih melek terhadap keragaman pendapat. Bahwa banyak keputusan yg bisa mendorong atau menghambat dan manusia gk bakal pernah lepas dari dinamis yang kompleks karena kita hidup dalam ketergantungan seksama. Dibanding hidup dalam ilusi stabilitas, gw ingin memilih untuk belajar hidup diantara perairan yang gk menentu, berbagi lebih banyak, dan meretas kesempatan baru.
Barangkali yang dibutuhkan adalah sekelomopok role model untuk memulai. Sebuah panutan atau representatif yang membantu kita melihat cerminan diri sendiri diantara manusia2 yang kita kagumi. Menyadarkan kita bahwa toh mahkluk bumi masih banyak yang berperilaku baik, berani bermimpi dan memberi. Membuat ku tak sabar untuk ikut serta.